Pada akhirnya saya minta pertolongan Papa i Wunte. Dua bulan tidak ada berita, tetapi tidak lama kemudian karya Papa i Wunte menyelenggarakan pesta penanaman. Banyak orang berkumpul di ladang yang telah dipersiapkan, atara lain kepala desa dan imam-pertanian dari Buyu Mabyau. Saya sudah menduga bahwa perkara ini dapat diselesaikan selama pertemuan itu. setelah acara makan bersama, Papa i Wunte berdiri dan mengatakan,” jadi disini telah hadir Papa i Lupi dan Papa i Langi ( dua orang besar dari Buyu Mbayau tadi), dan semu yang ingi kukatakan ialah bahwa guru untuk desa mereka sekarang duduk di sini.” ( dan ia menuju kan guru yang kami siapkan itu).

(foto: Dr Adriani bersama anak didiknya )
Saya tidak berpikir perkara itu akan diselesaikan begitu cepat; pastilah hal ini merupakan hasil dari banyak perundingan. Satu-satunya hal yang masih diutarakan oleh si imam pertanian ilah,” tetapi julau guru ini meniggal di desa kami, apakah kalian tidak akan membalas kematiannya?” Saya menjawab “ Saya yakin kalian tidak menyakitinya. Dan apabila Tuah mengambilnya, kami tidak akan menyalahkan kalian.’ Begitulah permulaan pekerjaan di Buyu Mbayau, yang sekrang disebut Longkida. Sekarang suatu jemaat yang kecil tetap hidup,merupakan buah pekerjaan itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar