komentar anda

ShoutMix chat widget

7.16.2009

Pembahasan chapter 6 sampai 12 (bagian 3)

Bila dongeng luar negeri menceritakan sosok mahluk elf yang dapat berubah menjadi binatang, atau manusia siluman yang dapat berubah menjadi serigala, di tanah poso kisah seperti itupun ada dan dilukiskan oleh to Poso dalam tulisan Kruyt sebagai sosok manusia yang melakukan praktek ilmu sesat atau yang lebih lasim dikenal dengan istilah “pongko” pongko dapat diartikan sejenis ilmu hitam yang dipraktekan oleh dukun yang kebanyakan adalah perempuan. Mereka yang mempraktekan ilmu hitam ini disebut to Mepongko atau orang yang berilmu hitam dan jampi-jampi atau guna-gunanya dikenal oleh to Poso dengan sebutan doti-doti.
Menurut kepercayaan to Poso, To Mepongko biasanya memiliki kemampuan untuk berubah wujud seperti hewan rusa dan lain-lain. Khusus untuk bagian ini penulis sebenarnya tidak mood menceritakannya akan tetapi mengingat tulisan ini dipersembahkan sebagai pengetahuan umum maka dengan berat hati penulis akan menceritakan beberapa cerita tentang to Mepongko.
Kisah tentang kemampuan mistis diseluruh dunia pasti sudah familiar ditelinga kita. Kitapun mengenal jenis ilmu putih dan ilmu hitam, Ilmu putih dianggap oleh masyarakat sebagai ilmu yang baik karena ilmu ini digunakan untuk tujuan pengobatan dan atau melawan kekuatan mistik jahat yang sengaja dikirimkan oleh seseorang karena perselisihan melalui perantaraan seorang dukun hitam.
Dukun hitam bagi to Poso kemudian diistilahkan dengan kata to Mepongko ( si sesat yang keberadaan di benci oleh masyarakat) dan dukun putih dikenal sebagai imam-iman dan dihormati oleh masyarakat.
Menurut saya perbedaan dukun putih dan hitam untuk masyarakat poso sangat jelas. Dukun putih tidak disebut to Mepongko bahkan mempunyai posisi yang istimewa didalam sebuah komunitas, karena selain menjadi media komunikasi antara masyarakat komunitas dengan roh leluhur. Mereka juga bekerja sebagai tabib yang dituntut harus dapat menyebuhkan penyakit termasuk penyakit kiriman ( guna-guna) didalamnya. Sedangkan dukun hitam posisi mereka didalam kehidupan komunitas dianggap sampah sebab keberadaanya hanya menyebabkan ketakutan dan keresahan masyarakat. Biasanya to Mepongko diidentikan dengan orang yang suka memakan hati manusia. dan harus dibunuh.
Menurut cerita yang masyarakat sewaktu penulis masih kecil, Konon seseorang yang mepongko dapat memakan hati manusia dengan cara menepuk pundak orang tersebut. Proses memakan hati si korban tidak pada saat itu juga melainkan pada waktu ia sedang tertidur pulas dimalam hari. Entah benar atau hanya mengada-ada dikatakan bahwa mereka yang makan hatinya tidak sadarkan diri dan keluarga yang menyaksikannya keesokan harinya melihat si korban masih dalam keadaan tertidur pulas namun tanpa hembusan nafas. Dikatakan pula mereka yang pernah membedah tubuh korban dari praktek pongko akan menemukan keganjilan pada isi perut si korban. Keganjilan yang dimaksudkan adalah hati si korban menghilang seolah-olah telah dibedah pada waktu malam harinya.
Buruknya image to Mepongko dimata masyarakat menyebabkan mereka yang diduga melakukan praktek perpongkoan ^0^ sebagai musuh seluruh komunitas dan harus dibunuh. Para imam yang memahami praktek ini menyarankan ketika mereka ditepuk pundaknya oleh seorang yang dicurigai sebagai to Mepongko harus membalasnya dengan menepuk kembali pundak si mepongko, tujuannya untuk mengimunekan diri dari doti-dotinya. Selain itu to Mepongko konon immortal dan kebal terhadap serangan fisik, untuk membunuhnya seseorang harus menggunakan batang pohon dari sejenis tanaman Tomene ke bayangan tubuh si mepongko. selain itu to Mepongko biasanya memiliki peliharaan seperti kuntilanak dan kalomba yang diberimakan jenis makanan tertentu.
Menurut penulis tidak menutup kemungkinan jenis makanan yang dimaksudkan adalah hati manusia. Konon katanya bila peliharaanya tidak diberimakan maka ia akan memakan hati tuanya. ( huaa sial bgt harus cerita kaya gini uekkk @_@. Buat yang penasaran bagaimana deskripsi peliharaan tersebut silakan link ke blog penulis yang lama di wwwpamonazone@blogspot)

(BRB MUNTAH)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar