komentar anda

ShoutMix chat widget

7.16.2009

Pembahasan chapter 6 sampai 12 (bagian 1)

Tidak dapat dipungkiri pengaruh Agama Kristen sangat besar dikehidupan to Poso saat ini karena mayoritas masyarakat poso menganut agama tersebut, akan tetapi keyakinan to Poso pada roh leluhur begitu kental tidak hanya pada jaman Papa i Wunte saja. Sebagai salah satu contoh to Poso yang hidup saat ini khususnya mereka yang hidup dipedesaan masih memiliki kebiasaan untuk bersiarah ke kuburan kakek / nenek (buyut) mereka untuk berbicang-bincang seolah-olah berhadapan langsung ( face to face) dengan mereka yang telah meninggal. Banyak hal yang bicarakan dari masalah sepeleh seperti mohon restu karna salah satu cucunya akan berangkat sekolah ditempat yang jauh, sampai masalah-masalah penting.
Akan tetapi menurut pendapat saya sendiri kebiasaan-kebiasaan berbicara di depan kuburan leluhur itu sifatnya relative tergantung dengan kaca mata apa kita menilainya. Sebab bila dari segi budaya to Poso sangat-sangat menghormati orang tuanya apalagi leluhur mereka. Bahkan orang tua yang bersiarah ke makan / kuburan leluhur, melarang anak-anaknya menujuk langsung kuburan leluhurnya karna itu tindakan tidak sopan dan anak-anaknya sepulang dari makam akan sakit demam / pusing. selain itu rumor mengenai marga yang disandang dibelakang nama depan to Poso saat ini merupakan nama salah satu leluhur mereka. Sehingga sangatlah wajar bila kebiasaan itu dilakukan sebagai bentuk penghormatan seorang anak pada ayahnya. Dalam tulisan Kruyt pada chapter 6 jelas sekali dilukiskan bagaimana kesedihan Papa i Wunte mengenai buyutnya yang belum mengenal Tuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar